Selasa, 12 Maret 2013

Hidden Beach Bali, Pantai Suluban dan Pantai Balangan

HARI KETIGA NIVEA GOOD SKIN DAY TRIP


Hari terakhir Nivea Good Skin Day Trip To Bali. Sedih karena harus balik ke Jakarta dan berkutat dengan pekerjaan lagi, tapi senang juga karena hari itu kita diberikan waktu bebas berkelana mengeksplorasi Bali. Aku dan Trias pindah ke Alphard-nya Fildza dan Nina, karena interest kita sama, mau ke pantai-pantai rahasia Bali yang belum pernah kita kunjungi.

Mobil kami pun bergerak menuju arah yang sama dengan Pantai Padang-Padang. Nama pantai Padang-Padang sudah bagus, mudah-mudahan tidak diganti dengan Pantai Julia Roberts, seperti yang dikemukakan LO kami. Film Eat Pray Love yang mengambil setting di pantai ini membuat orang-orang sekitar menyebutnya Pantai Julia Roberts. Ihhh yang benar aja...

Karena kita semua sudah pernah ke Pantai Padang-Padang, mobil pun melewati pantai ini dan melaju menuju Pantai Suluban.

Pantai Suluban berdekatan dengan Blue Point Resort, jadi ada pula yang menyebutnya pantai Blue Point. Jalan masuk ke pantai ini harus melewati rumah-rumah penduduk yang banyak dialihfungsikan menjadi usaha surfboard, tato, penginapan, warung, kafe, dan lain-lain. Jalannya terus menurun dan melewati tangga-tangga kayu reyot, menunjukkan bahwa Pantai Suluban berada di bawah tebing. 

Setelah pasir pantai terlihat, kita tidak segera melihat air lautnya. Sebelumnya ada dua jalan, satu kembali menaiki tangga dan satu lagi jalan terus melewati gua karang yang sangat besar. Kami terlebih dahulu menaiki tangga, lalu sampai ke tebing yang ternyata terdapat kafe di sana. Kafe ini pemandangannya eksotis, di bawahnya pantai dan karang-karang. Kafe ini pun punya sun deck tempat bule-bule bisa berjemur.

Di atas karang Pantai Suluban

Turun ke bawah, kami lanjut ke pantainya. Pantai Suluban tergolong kecil. Air laut pagi itu pasang, jadi garis pantainya lebih mengecil lagi. Hanya berkisar 15 meter di antara karang-karang tinggi. Tidak terlihat wisatawan lokal di sini, mungkin kamilah satu-satunya. Yang banyak bersliweran adalah bule-bule yang membopong papan surfingnya, karena ombak Pantai Suluban tinggi dan cocok buat surfing. 



Jadi model dadakan di Pantai Suluban


Puas menikmati Pantai Suluban, kami pun beranjak ke mobil lagi. Kali ini LO dan supir kami membawa kami ke pantai rahasia selanjutnya, Pantai Balangan.



I love this beach! Tangga menuju ke pantai tidak sejauh Pantai Suluban dan tidak terlihat rumah-rumah penduduk. Hanya ada pura di dekat karang yang besar. Tapi sedihnya di depan terpampang papan pengumuman bahwa di lokasi pantai akan dibangun Balangan Paradise, yang artinya lagi-lagi pantai ini akan dikuasai resor layaknya Pantai Dreamland (Klapa Resort), Pantai Ungasan (Karma Kandara dan Banyan Tree Resort) atau Pantai Geger (Mulia Hotel and Resort). 


Tangga menurun menuju Pantai Balangan

Bentuk karang yang unik di Pantai Balangan, bolong-bolong


Banyak anak kecil Bali bermain seluncur karang di sini, karena kondisi pantainya lucu banget, ada karang bolong-bolong. Beberapa dari mereka tiduran seperti berjemur, masing-masing menempati satu lubang karang.

Ke arah kiri pantai, kita bakal menemukan pantai berpasir yang luas dan deretan pohon kelapa. Sayang aku malah lupa mengambil gambar pantai bagian yang ini.

Jika balik ke Bali, niat banget mau kasih lihat pantai ini ke teman-teman yang belum tahu. Kenapa harus berdesak-desakan di Kuta atau Seminyak kalau ada banyak pantai tersembunyi yang sunyi sepi dan damai di Bali?

Pulang dari Pantai Balangan, kami mampir dulu ke Khrisna untuk membeli oleh-oleh. Coba makan juga di Warung Khrisna yang gedungnya berseberangan. Tepat jam 2 siang, kami pun menuju bandara Ngurah Rai untuk kembali ke Jakarta.

Thats a wrap! What an amazing experience with Nivea. Terima kasih Nivea yang sudah ajak-ajak aku liburan dengan VIP treatment di Bali, rasanya seperti jadi finalis Miss Universe. 

Kalau dapat hadiah liburan gratis seperti ini, jadi ketagihan deh ikutan kontes trip lainnya. Capcuss...


Segini banyak oleh-oleh dari Nivea :)



Nivea Good Skin Day Trip to Bali


Di suatu hari yang biasa dan membosankan, aku dapat telepon dari seseorang yang mengaku dari Visicom, agensi Nivea.

“Mbak Gita pernah ikutan kontes Nivea Good Skin Day? Selamat karena foto dan ceritanya terpilih menjadi pemenang. Mbak Gita akan kita ajak liburan ke Bali.”

Ulala. Satu kata yang keluar dari mulutku itu, “Serius, Mba?”

Ternyata beneran serius, soalnya namaku tertulis di daftar nama pemenang yang resmi dipublish di fanpage Nivea ID Facebook. Senangnya!! Hari gini dapat liburan gratis, bersyukur banget deh! Langsung aja telepon si Miss Valentine alias Trias. Berhubung dia baru sekali ke Bali (waktu balita sepertinya, dan itu pun bareng aku yang kira-kira berumur 6 tahun), girangnya bukan main. Langsung saja dia ambil cuti dadakan, sampai nggak hadir di konser Wondergirls yang diadain kantornya.

Nivea terus-menerus mengatakan bahwa para pemenang akan mendapatkan VIP treatment selama liburan di Bali. Sumpah penasaran seperti apa. Tapi nggak perlu nunggu di Bali, ternyata di suatu pagi beberapa hari sebelum perjalanan ke Bali ada 3 cowok yang mengetuk pintu rumah. Bawa bunga, invitation untuk liburan ke Bali dan tiket pesawat. Ahhh hepi banget, baru kali ini dapat rangkaian bunga segini indahnya dari cowok.. eh Nivea maksudnya. 

sweet


Hari Jum’at pagi tanggal 2 November, jam 6 pagi sudah siap dijemput. VIP treatment dari Nivea pun berlanjut, karena mobil yang menjemput itu Alphard, mobil yang biasa dinaikin si bos di kantor dulu ahahaa...

Di bandara aku kenalan dengan pemenang Nivea Good Skin Day lainnya yaitu Mia Harjoni dan Fildza Amanda. Dua pemenang lainnya yaitu Ellen Salim terbang langsung dari Bandung, dan Novita terbang dari Solo. 

Nina, Fildza, Trias, Gita, Mia dan Santi


Tepat jam 2 siang waktu Denpasar, pesawat kita mendarat di Denpasar. Yang menjemput kembali mobil untuk para bos itu, Alphard, bersamaan dengan para LO. Liason Officerku selama di Bali namanya Agus. Orang Bali asli kok, karena nama depannya I Made. Hmmm sepertinya tren nama orang Bali mulai bergeser nih, yang muda-muda nggak mau pakai nama khas Bali-nya, karena LO Fildza pun namanya Arif.


Sampai di Bali! Dijemput Bli Agus dan Arif


Kita diantar ke Aston Bali Beach Resort and Spa, yang terletak di Tanjung Benoa, Nusa Dua. Asiknya, baru kali ini menginap di hotel yang punya private beach. Maklum, aku kan penghuni setia hostel ahahaa..

Gila banget, masa aku dan Trias dikasih honeymoon suite. Salah ajak partner ini sih :p 

Di dalam kamar, sudah tertata topi pantai lucu hadiah dari Nivea plus sunblock Nivea yang pastinya bakal melindungi kulit dari teriknya matahari Bali.


belakang kamar itu langsung pool. kece abis.


Jadwal acara sore itu, kita bakalan dinner bareng Julie Estelle, brand ambassador Nivea yang cantiknya nggak wajar. Yang istimewa, dinnernya bakal diadakan di di Mare, restoran yang ada di dalam resor Karma Kandara. Fantastis! 

Karma Kandara ini terletak di pinggiran tebing Selatan Bali, mengambil arah Uluwatu. Masuk resor ini memang aku impikan, karena Karma Kandara (juga Banyan Tree Resort dan Nammos Beach Club yang ada di sebelahnya) mengambil tempat di pinggir pantai Ungasan yang terkenal sebagai salah satu hidden and secret beach di Bali. Menikmati Pantai Ungasan bisa masuk lewat Nammos Beach Club, dan entry fee-nya itu Rp. 250.000 (untuk beli makanan dan minuman). Nah, bareng Nivea nggak perlu bayar uang masuk, malah dikasih makan malam 3 course yang enak banget plus bisa ngobrol dan foto-foto bareng Julie Estelle. How lucky I am. Ternyata yang merasa beruntung bukan aku saja, karena LO-ku Bli Agus ikutan bilang, “Karena Mbak nih saya bisa masuk sini. Ini kan resor paling mahal di Bali...” Ulalaaa.. toss dulu Bli, sama-sama ngerasa beruntung!

View dari di Mare, resto di dalam Karma Kandara Resort


 Aku dan Julie




Malam pertama di Bali bareng Nivea pun terlewati dengan indah. Dan nggak sabar untuk mengikuti kegiatan di hari kedua Nivea Good Skin Day

HARI KEDUA

Hari kedua setelah sarapan, kita semua memakai kaos biru Nivea yang cute. Sebelum berkumpul untuk pergi mengikuti acara selanjutnya, aku dan Trias menyempatkan berfoto di swimming pool Aston Bali Beach Resort and Spa yang oke banget pemandangannya.


Poolside Aston Bali Beach Resort and Spa

Jam 8 pagi kita sampai di Watermark, sebuah venue yang biasa disewa untuk wedding dan acara-acara lainnya. Meja-meja yang ada di sini tertata ini, gemes melihatnya.



Watermark, Tanjung Benoa


Di sini ada backdrop Nivea dipasang, karena akan ada press conference media bareng Julie Estelle. Sementara media sibuk press conference, para pemenang dipersilakan untuk main watersport di pantai. Yihaaa....

Banana boat, jet ski (aku mengendarai jet ski sendirian di tengah laut, how awesome!) dan parasailing. Watersport di Tanjung Benoa selalu jadi favoritku, apalagi kalau gratisan, plus plus banget deh. Karena pakai Nivea, cuek saja gitu berpanas-panasan di bawah terik matahari sampai waktunya makan siang.




Meski pegel, dekil, capek seusai watersport, masih semangat mengikuti acara selanjutnya dari Nivea Good Skin Day. Gimana enggak, soalnya abis itu jadwalnya bakal spa di Ayana Resort and Spa yang punya prestasi Best World’s Spa 2011. Apa rasanya ya.



Rasanya seperti di surga. Itulah kata yang cocok. Bali massage di Ayana yang seharga sejuta sekali pijat itu (GLEKK) itu artinya kita masuk ke ruangan yang wangi full aromatheraphy. Dicuciin telapak kakinya di air hangat penuh kelopak bunga mawar terus dimulailah pijatan surga yang ditemani musik lembut yang menenangkan. Bunyi AC di ruang spa Ayana itu bahkan terdengar seperti deburan ombak, serius! 75 menit berlalu, mbok Sri yang jadi theraphist-ku bangunin aku dari kedamaian surgaku, bilang treatmentnya sudah selesai. Oww sedihnya sudah selesai.

Habis itu kami semua ganti baju renang dan mencoba Aquatic Pool Ayana yang reputasinya tersohor. Airnya hangat, pemandangan di Aquatic Pool spektakuler menghadap ke laut, kita benar-benar bisa rileks di sini. Jadi konsepnya Aquatic Pool itu kolam renang pijat. Setiap semburan air yang ada di Aquatic Pool beda fungsi dengan kata lain memijat bagian berbeda di tubuh kita. Mau coba sensasi serunya, hubungi langsung Ayana :D entah berapa tarifnya hehee..

Keluar dari Ayana, rombongan pemenang, media dan Nivea menuju tempat makan seafood paling oke di Bali, yaitu Jimbaran. Memang kurang afdol kalau ke Bali tapi tidak mencoba makan malam di Jimbaran. Menu seafood-nya enak, meja-mejanya disusun di atas pasir, pemandangannya langit gelap Bali yang sekali-kali ada pesawat turun hendak landing di Ngurah Rai, tidak ketinggalan gemerlap lampu di kejauhan dan suara deburan ombak. Seolah belum cukup sempurna, Nivea menyulap meja-meja restoran Jimbaran itu jadi romantis sekali penuh lilin dan bunga mawar putih. Aihh indahnya...

Dinner Jimbaran ala Nivea


Hari yang melelahkan, tapi luar biasa senangnya.

Lanjut ke Hari Ketiga, dimana pemenang dapat WAKTU BEBAS! Cusss...



Jumat, 08 Maret 2013

Hore!! Lolos Visa Schengen

Ingat obrolan iseng dengan teman, namanya Faridah Hood alias Ida, saat ketemu pertama kali di konser Maroon 5 di F1 Singapore GP, September 2012. Kenal Ida pun baru beberapa bulan sebelumnya di grup bbm @Maroon5INDO (yup we're Marooners!)

Kira-kira obrolannya begini :

"Da, lo sering jalan-jalan ya?"
"Lumayan."
"Eropa udah pernah belum?"
"Belum! Elo?"
"Belum juga. Pengen ya..." (muka mupeng)
"Banget! Bareng lagi yuk kalau mau ke Eropa."
"Gw aminin aja deh. Semoga kesampaian." (sambil mikir keras gimana juga saya yang nggak punya pekerjaan tetap ini bisa ke Eropa)

(ki-ka) Suci, Gita, Ida dan Trias di konser Maroon 5 F1 Singapore GP


OH MY GOD! Ternyata 6 bulan kemudian, tepatnya 8 Maret 2013, di paspor saya tertera stiker Visa Schengen dari Kedutaan Belanda. Terharu banget huhuuu.... Jangan anggap enteng ucapan, mimpi dan harapan kita tentang sesuatu yang sangat kita inginkan, karena jika cukup kuat menginginkannya, apapun bisa terwujud.

Di bulan Oktober 2012, KLM yang ulang tahun ke 88 mengadakan photo competition berhadiah tiket PP ke Amsterdam hanya seharga 88 dolar. Pesertanya diminta mengirim foto segala hal yang berbau angka 8. Jadi kita harus mengirim foto angka 8 ke teman, lalu teman pun membalas dengan foto angka 8 juga. Dua tweet ini harus mention @KLM_ID. Di hari pertama kuis, partner kuis saya yang biasa Trias Valentine ternyata sudah mention temannya Shinta duluan, jadinya puter otak deh, siapa yang mau dijadiin partner. 

Terbayanglah wajah Ida dan obrolan kala di Singapore dulu. Ida ternyata semangat (mungkin sebenarnya dia pun bakat jadi kuter) dan kita pun mulai hunting angka 8 setiap harinya. Kita ikutan kuis itu 7 hari berturut-turut tanpa absen sekali pun.

Saat pengumuman, tanpa disangka-sangka, kita menang! Aahhhhhh dashyat!

Ampun, siapa sangka foto ngasal begini bisa menang tiket KLM Amsterdam pp. Thanks KLM!


Tiket sudah di tangan, bukan berarti lega. Mulailah kekhawatiran tentang Visa Schengen muncul. Karena :
  1. Saya tidak bekerja kantoran lagi, otomatis tidak bisa melampirkan surat keterangan kerja apalagi slip gaji
  2. Saya cuma freelance, bagi kedutaan sama aja artinya dengan pengangguran
  3. Rekening tabungan isinya sangat menyedihkan, cuma hasil jualan online kecil-kecilan dan pekerjaan freelance yang tidak seberapa
Tapi setelah buka-buka website KLM dan lihat harga tiket yang dimenangkan seharga lebih dari 1500 dolar US (glekk) dan tidak bisa diuangkan, tebersit niat harus bisa menginjakkan kaki ke Amsterdam. Paling tidak harus berusaha. 

Dari hasil googling dan bertanya sana-sini, dapat kesimpulan siapa pun bisa kok mendapatkan Visa Schengen, asalkan ada jaminan sponsor dan pernyataan dari sponsor bahwa kita akan kembali setelah liburan selesai. Ida yang bekerja pastinya tidak masalah, surat sponsor dengan mudah dia dapatkan dari kantornya. Nah karena saya freelance = pengangguran bagi Kedutaan, jadi lebih baik mengaku ibu RT ajalah. Jadi sponsor saya pastinya suami, artinya suami yang akan menanggung semua biaya perjalanan.

Nah buat para ibu rumah tangga yang ingin jalan-jalan ke Eropa, jangan khawatir ibu-ibu :D Pasti akan disetujui kok pengajuan Visa Schengen-nya, asalkan memenuhi persyaratan berikut ini :

  1. Buat appointment dengan Kedutaan Belanda. Klik di sini
  2. Isi lengkap Formulir Pengajuan Visa Schengen. Download di sini 

Siapkan persyaratannya :

  1. Print hasil appointment Kedutaan Belanda
  2. Formulir yang sudah diisi lengkap dan ditandatangani dua kali
  3. Lembar perjalanan yang menjelaskan negara apa saja yang akan kita kunjungi di area Schengen dan berapa lama di masing-masing negara (ini ada di agen travel, minta saja saat membeli travel insurance)
  4. Paspor yang masih berlaku 6 bulan setelah tanggal kedatangan (asli dan fotokopi)
  5. Pas foto 3,5 x 4,5 latar belakang putih, zoom muka 80% (sebaiknya foto di kedutaan saja, semua yang datang kebanyakan diminta foto ulang. Harga foto di kedutaan Belanda Rp. 50.000 untuk 4 lembar)
  6. Print booking tiket pesawat (kabarnya statusnya harus sudah confirmed, tapi Kedutaan Belanda minta jangan dibayar dulu. Jadi jika visa ditolak, tidak rugi-rugi amat. Untuk yang ini saya kurang paham bagaimana caranya, karena tiket saya yang hasil menang kontes sudah confirmed dan terbayar)
  7. Print booking hostel/hotel lengkap sebanyak jumlah malam di setiap negara yang dituju (pilih booking.com kalau tidak ingin membayar fee. Tapi karena saya udah cinta banget sama hostelworld.com, pesannya via situs ini dan harus membayar 10%. Entah kenapa saat book pede sajalah, siapa tahu orang kedutaan kasihan gitu ya, udah bayar DP hostel, trus diapprove deh :D)
  8. Surat sponsor dari suami berbahasa Inggris, yang isinya menyatakan bahwa perjalanan istri akan dibiayai dan pernyataan bahwa istri akan mematuhi peraturan di negara Belanda dan segera kembali setelah perjalanan selesai
  9. Surat sponsor dari kantor suami berbahasa Inggris, yang isinya menyatakan bahwa kita adalah istri dari karyawan kantor tersebut dan suami secara keuangan mampu untuk membiayai perjalanan
  10. Surat referensi bank untuk rekening milik suami sebagai sponsor (untuk BCA seharga Rp. 50.000)
  11. Bukti keuangan berupa fotokopi 3 bulan terakhir buku tabungan suami sebagai sponsor (sebaiknya fotokopi dari halaman paling depan yang ada nama pemilik rekening sampai halaman terakhir yang tercetak saldo. Jika ada GTU alias Gabungan Transakti Un-printed, minta print detail GTU pada bank. Saldo minimum 50 juta per orang. Kalau berangkat sama suami, berarti minimum 100 juta. Kabarnya ini bukan harga mentok, tapi jika bisa memenuhi syarat minimum saldo ini, akan dimudahkan)
  12. KTP (asli dan fotokopi)
  13. Akte lahir (asli dan fotokopi)
  14. KTP/paspor suami sebagai sponsor (asli dan fotokopi)
  15. Kartu keluarga (asli dan fotokopi)
  16. Akte nikah (asli dan fotokopi)
  17. Travel insurance yang berlaku selama masa tinggal di Eropa dengan min. pertanggungan 30.000 euro (bisa beli di agen travel)
PS : Map fotokopi dan dokumen asli dipisah, jadi membawa 2 map.

Jika persyaratan sudah lengkap dan hari interview pun tiba, datang ke Kedutaan Belanda paling lambat 15 menit sebelum jam appointment. Setelah melewati pintu gerbang kedutaan, akan ada staff yang memeriksa kelengkapan formulir, foto dan travel insurance di meja pertama. Jika sudah lengkap, kita akan diminta masuk ke dalam gedung. Tidak boleh membawa tas ke dalam gedung, jadi tas kita dititipkan di loker. Mengutak-atik hp saat proses pengajuan visa pun tidak boleh, jadi sebaiknya hanya membawa dompet saja. 

Di dalam gedung, kita mengambil nomor di mesin yang ada dan pilih Tourist. Nomor akan muncul di atas loket, dan jika nomor urut kita muncul di salah satu loket, datangi loket dan serahkan persyaratan. Meskipun dalam persyaratan yang dikeluarkan Kedutaan Belanda harus membawa dokumen-dokumen asli, ternyata petugasnya bilang, "pegang aja mbak yang aslinya." Mungkin karena dia sudah melihat map dokumen asli yang saya bawa, jadi dia tidak cek.

Di loket ini pula pertanyaan-pertanyaan pun diajukan. Antara lain pertanyaannya ini :

"Berangkat sama siapa?"
"Teman. Yang namanya ada di appointment itu." (kata saya sambil menunjuk kertas appointment)
"Faridah ini teman apa?"
"Temen main." 
"Mau ngapain ke Belanda?"
"Jalan-jalan."
"Tujuannya ke mana saja di Belanda?"
"Mau lihat taman bunga tulip, Keukenhoff. Sekalian pengen juga ngerasain Queen's Day di Amsterdam." (petugasnya mengangguk-angguk, pasti karena jarang yang nyebut Queen's Day pas interview, yihaaa)
"Udah menikah?"
"Sudah."
"Sudah punya anak?"
"Sudah."
"Kok nggak pergi sama suami dan anaknya?"
"Suami belum sempat, nanti abis saya, baru deh mau jalan lagi sama anak dan suami." (gaya amat)
"Kalau pergi, nanti anaknya sama siapa?" (ini mirip wawancara kerja aja pakai nanya anak mau diurusin siapa)
"Dititip ke ibu saya."
"Jadi ini kantor suami ya yang sponsori?"
(saya mengangguk sajalah)
"Bawa buku tabungan asli nggak?"
(untungnya bawa dan saya serahkanlah buku itu)
"Buku tabungannya saya pinjam ya, nanti bisa diambil saat pengambilan."
(ya gapapa mbak, yang penting visa saya disetujui)
"Biayanya 750 ribu mbak."
(dan saya bayar biaya itu di loket itu juga, pembayaran harus cash)

Abis itu saya pun diminta duduk dan menunggu. Belum ada 5 menit, petugas di loket memanggil lagi dan menyerahkan kertas, "Pengambilan jam 1 ya. Bawa kertas ini. Bisa diwakilkan dengan surat kuasa."

Terus dalam hati bilang, udah nih? Gini doang? Merasa nggak yakin, saya tanya sama security perempuan yang ada di situ. "Udahan ya mbak?" Dia mengiyakan. 

Hadehhhh, khawatirnya berminggu-minggu, prosesnya cuma 5 menit. Sehabis saya, Ida pun masuk. Lucunya mbak petugasnya masih ingat interview dengan saya.

"Oh, ini mbak Faridah yang mau pergi dengan mbak Gita yang tadi ya?"
"Iya, Mbak."
"Katanya mau lihat Queen's Day." (nah tuh kan, nyebut Queen's Day itu istimewa, sampai petugasnya inget)
"Iya, Mbak."
"Teman apa sih sama Gita?"
(dengan pedenya Ida jawab) "Serius Mbak mau tau? Kalau dijelasin panjang nih." (mungkin mbaknya iyain kali ya, jadi Ida terus ngomong) "Kita kenal gara-gara Maroon 5 Mbak, pertama kali ketemu di konser Maroon 5 di Singapore. Terus temenan deh."

BWAHAHAA.... Ida bocor banget ah. 

Jam 1 saat visa sudah bisa diambil, di paspor pun tertera VISA SCHENGEN saya disetujui. Lega selega-leganya.

Perjalanan kami nanti akan dimulai dari Amsterdam 2 hari, lalu ke Belgia, lanjut Paris 4 hari, terus ke Venice 1 hari, ke Florence + Pisa 1 hari (soalnya deketan), lalu ke Roma 2 hari, dan balik lagi ke Amsterdam 2 hari untuk merayakan Queen's Day di sana. Total 12 hari di Eropa ditambah 2 hari perjalanan, berangkat tanggal 19 April dan balik 1 Mei 2013. Sengaja nggak mau banyak negara, meskipun Visa Schengen multiple entries memperbolehkan saya keluar masuk 20 negara lebih di Eropa. Yang terpenting kami bisa enjoy perjalanan kami tanpa terburu-buru dan menikmati setiap detiknya. NGGAK SABAR!

Buat yang mau apply visa Schengen, jika persyaratan lengkap dan dibawa saat interview, tidak ada alasam untuk ditolak kok. Penting untuk dicatat, tanggal keberangkatan, tanggal booking hotel di setiap negara, tanggal kepulangan, harus runut dan sesuai. Ada kasus visa ditolak karena tidak matchingnya tanggal-tanggal ini.

Nah siapa yang mau ikut ke Eropa? Semoga beruntung pengajuan visa-nya ya!





Puisi tentang Manila, Filipina

Dimuat di Harian Suara Karya, Sabtu 26 Januari 2013


Araneta Coliseum

alat-alat musik yang pasrah
sunyi sebelum bunyi
ini menu kalbu, jika dimainkan rasa damai 
seperti aliran air di pematang
o, gesekan biola itu
seperti suaramu membisik di telingaku

                              * Filipina, Mei 2012



Manila Cathedral

orang-orang bercermin 
di bawah patung
senyumnya menggantung
di pintu-pintu awan.

                              * Filipina, Mei 2012



Di Persimpangan Intramuros
                    :wima

di persimpangan Intramuros
ada gedung yang diabaikan
dihuni sejarah  dan rasa kecut di mata
aku ambil gambar daun di atas sungai Pasiq melewati jembatan,
angin kencang menampar dan wajahmu jenaka 
di pelupuk mata aku rindu kamu pastinya kamu ada di sini.

                                   * Filipina, Mei 2012



Mahkota Air Di Kepalamu

air mancur berdansa di Rizal Park
dan aku melihat ada mahkota air
di kepalamu. 
sedang di latar belakang kudengar 
seakan Jose Rizal sang penyair pemberontak itu 
berorasi dengan puisi
kita makan di mana, katamu Chinatown terbayang, 
sekian langkah akan sampai, tapi sudahkah kita 
telepon Jakarta, mempertanyakan masihkah demo 
jadi menu sehari-hari?
aku ingin semua manusia mengenakan mahkota air 
agar selalu dingin dan sejuk kepala dan hatinya.

                                   * Filipina, Mei 2012




Diosdado Macapagal International Airport

bandara kering, seperti baju lapuk 
yang dijemur
aku turun dengan wajah 
yang baru mencangking sejuta keinginan di antara 
benua-benua yang subur dalam ingatan
dari tempat ini, dua jam ke Manila nyenyakkah tidurmu? 
aku rindu batagor dan sambal petis. 
tapi lapar ini telah mengirimkan 
gambar-gambar tangis saudaraku 
yang kehilangan hak
di tanah airnya sendiri
oh, tanah airku. jangan sampai tersulap 
jadi rumah para babu!

                                   * Filipina, Mei 2012




Di Rizal Park

di Rizal Park angin berjuang membentuk dingin. 
namun kulitku tetap kering 
dan mata seakan berdebu 
burung-burung bertukar tempat
di dahan cemara
di sini, ada bau puisi perjuangan
tapi begitu lebatnya tabir mengurung
sebegitukah hukum terkulum dendam?
aku melihat awan tak pernah 
bisa menggambar tuhan. 
tapi di matamu, wima selalu ada 
peta yang memudahkan
aku kembali menemukan jalan pulang
di Rizal Park, sepasang kaki berdiri
menghadap jalan. menghitung jarak antara 
Roxas Boulevard dan Intramuros siapa yang menunggu? 
mungkin. mungkin.seorang kekasih 
yang baru dikenalnya.

                                   * Filipina Mei 2012