Jumat, 08 Maret 2013

Hore!! Lolos Visa Schengen

Ingat obrolan iseng dengan teman, namanya Faridah Hood alias Ida, saat ketemu pertama kali di konser Maroon 5 di F1 Singapore GP, September 2012. Kenal Ida pun baru beberapa bulan sebelumnya di grup bbm @Maroon5INDO (yup we're Marooners!)

Kira-kira obrolannya begini :

"Da, lo sering jalan-jalan ya?"
"Lumayan."
"Eropa udah pernah belum?"
"Belum! Elo?"
"Belum juga. Pengen ya..." (muka mupeng)
"Banget! Bareng lagi yuk kalau mau ke Eropa."
"Gw aminin aja deh. Semoga kesampaian." (sambil mikir keras gimana juga saya yang nggak punya pekerjaan tetap ini bisa ke Eropa)

(ki-ka) Suci, Gita, Ida dan Trias di konser Maroon 5 F1 Singapore GP


OH MY GOD! Ternyata 6 bulan kemudian, tepatnya 8 Maret 2013, di paspor saya tertera stiker Visa Schengen dari Kedutaan Belanda. Terharu banget huhuuu.... Jangan anggap enteng ucapan, mimpi dan harapan kita tentang sesuatu yang sangat kita inginkan, karena jika cukup kuat menginginkannya, apapun bisa terwujud.

Di bulan Oktober 2012, KLM yang ulang tahun ke 88 mengadakan photo competition berhadiah tiket PP ke Amsterdam hanya seharga 88 dolar. Pesertanya diminta mengirim foto segala hal yang berbau angka 8. Jadi kita harus mengirim foto angka 8 ke teman, lalu teman pun membalas dengan foto angka 8 juga. Dua tweet ini harus mention @KLM_ID. Di hari pertama kuis, partner kuis saya yang biasa Trias Valentine ternyata sudah mention temannya Shinta duluan, jadinya puter otak deh, siapa yang mau dijadiin partner. 

Terbayanglah wajah Ida dan obrolan kala di Singapore dulu. Ida ternyata semangat (mungkin sebenarnya dia pun bakat jadi kuter) dan kita pun mulai hunting angka 8 setiap harinya. Kita ikutan kuis itu 7 hari berturut-turut tanpa absen sekali pun.

Saat pengumuman, tanpa disangka-sangka, kita menang! Aahhhhhh dashyat!

Ampun, siapa sangka foto ngasal begini bisa menang tiket KLM Amsterdam pp. Thanks KLM!


Tiket sudah di tangan, bukan berarti lega. Mulailah kekhawatiran tentang Visa Schengen muncul. Karena :
  1. Saya tidak bekerja kantoran lagi, otomatis tidak bisa melampirkan surat keterangan kerja apalagi slip gaji
  2. Saya cuma freelance, bagi kedutaan sama aja artinya dengan pengangguran
  3. Rekening tabungan isinya sangat menyedihkan, cuma hasil jualan online kecil-kecilan dan pekerjaan freelance yang tidak seberapa
Tapi setelah buka-buka website KLM dan lihat harga tiket yang dimenangkan seharga lebih dari 1500 dolar US (glekk) dan tidak bisa diuangkan, tebersit niat harus bisa menginjakkan kaki ke Amsterdam. Paling tidak harus berusaha. 

Dari hasil googling dan bertanya sana-sini, dapat kesimpulan siapa pun bisa kok mendapatkan Visa Schengen, asalkan ada jaminan sponsor dan pernyataan dari sponsor bahwa kita akan kembali setelah liburan selesai. Ida yang bekerja pastinya tidak masalah, surat sponsor dengan mudah dia dapatkan dari kantornya. Nah karena saya freelance = pengangguran bagi Kedutaan, jadi lebih baik mengaku ibu RT ajalah. Jadi sponsor saya pastinya suami, artinya suami yang akan menanggung semua biaya perjalanan.

Nah buat para ibu rumah tangga yang ingin jalan-jalan ke Eropa, jangan khawatir ibu-ibu :D Pasti akan disetujui kok pengajuan Visa Schengen-nya, asalkan memenuhi persyaratan berikut ini :

  1. Buat appointment dengan Kedutaan Belanda. Klik di sini
  2. Isi lengkap Formulir Pengajuan Visa Schengen. Download di sini 

Siapkan persyaratannya :

  1. Print hasil appointment Kedutaan Belanda
  2. Formulir yang sudah diisi lengkap dan ditandatangani dua kali
  3. Lembar perjalanan yang menjelaskan negara apa saja yang akan kita kunjungi di area Schengen dan berapa lama di masing-masing negara (ini ada di agen travel, minta saja saat membeli travel insurance)
  4. Paspor yang masih berlaku 6 bulan setelah tanggal kedatangan (asli dan fotokopi)
  5. Pas foto 3,5 x 4,5 latar belakang putih, zoom muka 80% (sebaiknya foto di kedutaan saja, semua yang datang kebanyakan diminta foto ulang. Harga foto di kedutaan Belanda Rp. 50.000 untuk 4 lembar)
  6. Print booking tiket pesawat (kabarnya statusnya harus sudah confirmed, tapi Kedutaan Belanda minta jangan dibayar dulu. Jadi jika visa ditolak, tidak rugi-rugi amat. Untuk yang ini saya kurang paham bagaimana caranya, karena tiket saya yang hasil menang kontes sudah confirmed dan terbayar)
  7. Print booking hostel/hotel lengkap sebanyak jumlah malam di setiap negara yang dituju (pilih booking.com kalau tidak ingin membayar fee. Tapi karena saya udah cinta banget sama hostelworld.com, pesannya via situs ini dan harus membayar 10%. Entah kenapa saat book pede sajalah, siapa tahu orang kedutaan kasihan gitu ya, udah bayar DP hostel, trus diapprove deh :D)
  8. Surat sponsor dari suami berbahasa Inggris, yang isinya menyatakan bahwa perjalanan istri akan dibiayai dan pernyataan bahwa istri akan mematuhi peraturan di negara Belanda dan segera kembali setelah perjalanan selesai
  9. Surat sponsor dari kantor suami berbahasa Inggris, yang isinya menyatakan bahwa kita adalah istri dari karyawan kantor tersebut dan suami secara keuangan mampu untuk membiayai perjalanan
  10. Surat referensi bank untuk rekening milik suami sebagai sponsor (untuk BCA seharga Rp. 50.000)
  11. Bukti keuangan berupa fotokopi 3 bulan terakhir buku tabungan suami sebagai sponsor (sebaiknya fotokopi dari halaman paling depan yang ada nama pemilik rekening sampai halaman terakhir yang tercetak saldo. Jika ada GTU alias Gabungan Transakti Un-printed, minta print detail GTU pada bank. Saldo minimum 50 juta per orang. Kalau berangkat sama suami, berarti minimum 100 juta. Kabarnya ini bukan harga mentok, tapi jika bisa memenuhi syarat minimum saldo ini, akan dimudahkan)
  12. KTP (asli dan fotokopi)
  13. Akte lahir (asli dan fotokopi)
  14. KTP/paspor suami sebagai sponsor (asli dan fotokopi)
  15. Kartu keluarga (asli dan fotokopi)
  16. Akte nikah (asli dan fotokopi)
  17. Travel insurance yang berlaku selama masa tinggal di Eropa dengan min. pertanggungan 30.000 euro (bisa beli di agen travel)
PS : Map fotokopi dan dokumen asli dipisah, jadi membawa 2 map.

Jika persyaratan sudah lengkap dan hari interview pun tiba, datang ke Kedutaan Belanda paling lambat 15 menit sebelum jam appointment. Setelah melewati pintu gerbang kedutaan, akan ada staff yang memeriksa kelengkapan formulir, foto dan travel insurance di meja pertama. Jika sudah lengkap, kita akan diminta masuk ke dalam gedung. Tidak boleh membawa tas ke dalam gedung, jadi tas kita dititipkan di loker. Mengutak-atik hp saat proses pengajuan visa pun tidak boleh, jadi sebaiknya hanya membawa dompet saja. 

Di dalam gedung, kita mengambil nomor di mesin yang ada dan pilih Tourist. Nomor akan muncul di atas loket, dan jika nomor urut kita muncul di salah satu loket, datangi loket dan serahkan persyaratan. Meskipun dalam persyaratan yang dikeluarkan Kedutaan Belanda harus membawa dokumen-dokumen asli, ternyata petugasnya bilang, "pegang aja mbak yang aslinya." Mungkin karena dia sudah melihat map dokumen asli yang saya bawa, jadi dia tidak cek.

Di loket ini pula pertanyaan-pertanyaan pun diajukan. Antara lain pertanyaannya ini :

"Berangkat sama siapa?"
"Teman. Yang namanya ada di appointment itu." (kata saya sambil menunjuk kertas appointment)
"Faridah ini teman apa?"
"Temen main." 
"Mau ngapain ke Belanda?"
"Jalan-jalan."
"Tujuannya ke mana saja di Belanda?"
"Mau lihat taman bunga tulip, Keukenhoff. Sekalian pengen juga ngerasain Queen's Day di Amsterdam." (petugasnya mengangguk-angguk, pasti karena jarang yang nyebut Queen's Day pas interview, yihaaa)
"Udah menikah?"
"Sudah."
"Sudah punya anak?"
"Sudah."
"Kok nggak pergi sama suami dan anaknya?"
"Suami belum sempat, nanti abis saya, baru deh mau jalan lagi sama anak dan suami." (gaya amat)
"Kalau pergi, nanti anaknya sama siapa?" (ini mirip wawancara kerja aja pakai nanya anak mau diurusin siapa)
"Dititip ke ibu saya."
"Jadi ini kantor suami ya yang sponsori?"
(saya mengangguk sajalah)
"Bawa buku tabungan asli nggak?"
(untungnya bawa dan saya serahkanlah buku itu)
"Buku tabungannya saya pinjam ya, nanti bisa diambil saat pengambilan."
(ya gapapa mbak, yang penting visa saya disetujui)
"Biayanya 750 ribu mbak."
(dan saya bayar biaya itu di loket itu juga, pembayaran harus cash)

Abis itu saya pun diminta duduk dan menunggu. Belum ada 5 menit, petugas di loket memanggil lagi dan menyerahkan kertas, "Pengambilan jam 1 ya. Bawa kertas ini. Bisa diwakilkan dengan surat kuasa."

Terus dalam hati bilang, udah nih? Gini doang? Merasa nggak yakin, saya tanya sama security perempuan yang ada di situ. "Udahan ya mbak?" Dia mengiyakan. 

Hadehhhh, khawatirnya berminggu-minggu, prosesnya cuma 5 menit. Sehabis saya, Ida pun masuk. Lucunya mbak petugasnya masih ingat interview dengan saya.

"Oh, ini mbak Faridah yang mau pergi dengan mbak Gita yang tadi ya?"
"Iya, Mbak."
"Katanya mau lihat Queen's Day." (nah tuh kan, nyebut Queen's Day itu istimewa, sampai petugasnya inget)
"Iya, Mbak."
"Teman apa sih sama Gita?"
(dengan pedenya Ida jawab) "Serius Mbak mau tau? Kalau dijelasin panjang nih." (mungkin mbaknya iyain kali ya, jadi Ida terus ngomong) "Kita kenal gara-gara Maroon 5 Mbak, pertama kali ketemu di konser Maroon 5 di Singapore. Terus temenan deh."

BWAHAHAA.... Ida bocor banget ah. 

Jam 1 saat visa sudah bisa diambil, di paspor pun tertera VISA SCHENGEN saya disetujui. Lega selega-leganya.

Perjalanan kami nanti akan dimulai dari Amsterdam 2 hari, lalu ke Belgia, lanjut Paris 4 hari, terus ke Venice 1 hari, ke Florence + Pisa 1 hari (soalnya deketan), lalu ke Roma 2 hari, dan balik lagi ke Amsterdam 2 hari untuk merayakan Queen's Day di sana. Total 12 hari di Eropa ditambah 2 hari perjalanan, berangkat tanggal 19 April dan balik 1 Mei 2013. Sengaja nggak mau banyak negara, meskipun Visa Schengen multiple entries memperbolehkan saya keluar masuk 20 negara lebih di Eropa. Yang terpenting kami bisa enjoy perjalanan kami tanpa terburu-buru dan menikmati setiap detiknya. NGGAK SABAR!

Buat yang mau apply visa Schengen, jika persyaratan lengkap dan dibawa saat interview, tidak ada alasam untuk ditolak kok. Penting untuk dicatat, tanggal keberangkatan, tanggal booking hotel di setiap negara, tanggal kepulangan, harus runut dan sesuai. Ada kasus visa ditolak karena tidak matchingnya tanggal-tanggal ini.

Nah siapa yang mau ikut ke Eropa? Semoga beruntung pengajuan visa-nya ya!





1 komentar: