Senin, 12 Januari 2009

Puisiku : IN MEMORIAM MAROELI SIMBOLON

kau datang ke rumahku
dengan si cantik temanmu,
temanku juga. "aku mau cari
istana, tempat tinggalku
kelak," katamu
lalu kau duduk mengatur jiwa
aku suguhi kau pulau
lalu kau berenang
dengan segala pukau
"ah, gila! di sini kau mandi
dengan air aqua. dingin
sekali!" pekikmu riang
kutunjuki kau rumah
dengan pintu menghadap
ke sawah. "kau tahu' kan,
aku petani bahasa, mana bisa
aku menanam palawija!" serumu
diambang senja
istana idaman
tak ada di citayam
kau pulang dengan
terseok-seok bawa badan
KRL membawamu kembali
ke jalan raya cikini
enam bulan dari waktu itu
kita jarang bertemu. si cantik
temanmu, temanku juga, mengabari
kau terbaring di rumah sakit
terbungkus berbagai penyakit
aku menjengukmu menjelang magrib
"coba lihat, siapa yang datang?
apakah kau kenal, sayang?"
bisik istrimu yang setia menunggu
matamu terkejap, dadaku terkoyak
melihat engkau terbujur
tanpa ucap
kau sempat lewati malam natalmu
di ruang tanpa pohon terang
kau sempat lewati malam tahun baru
tanpa gebyar puisi-puisimu
kau lewati semua kesunyian
kau lewati semua keinginan
namun januari tetap basah
kau rebah kembali ke tanah
"istanaku tak ada di citayam.
istana abadiku ada di medan"
aku dengar bisikkanmu dari ilalang
yang kau buang.

Depok, 2006/2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar